Minggu, 24 November 2013

cerpen


PERJALANAN HIDUP

Putih abu-abu kini harus aku lepas kan,toga emas kini telah aku pakai. Wisuda SMA ku berjalan dengan haru biru,namun sesamapai di rumah aku binggung harus melangkah bagaimana. Ku coba membuat surat lamaran dan ku langkah kan kaki ku menuju 2 perusahaan,ku tunggu hingga 2 minggu namun surat panggilan unutk ku pun tak kunjung datang. “ ya allah apa yang harus aku lakukan sebenarnya hamba ingin kuliah,namun tak ada biaya” itu lah yang selalu ada dalam benak ku. Setiap tengah malam aku bangun untuk sholat tahajud dan istiqaroh akhirnya allah memberikan jalan untuk ku untuk bisa kuliah. “Terimakasih ya Allah engkau telah memberikan kesempatan kepada ku untuk bisa meraih cita-cita setinggi langit. Tiba waktunya aku di bangku kuliah,tanpa seorang pun yang aku kenal disana dan hanya 50 ribu uang yang aku pegang. Waktu terus berganti harapan saya bisa kuliah sambil kerja namun belum bisa aku gapai. Karena kendaraan tak punya uang pun pas-pas san bisa punya kost Cuma 2 bulan saja. Ketika pulang ke rumah aku hanya bisa bercerita kalau saya bahagia dan betah di kampu,selalu itu yang aku katakan kepada orang tua ku karena aku tak ingin membuat sedih orang tua ku. Dan setiap balik ke kampus jarang aku dapat uang saku,kalau dapat mungkin hanya 20 ribu buat ongkos naik bus aja kurang,walapun begitu hamba tetap bersyukur y  Allah. Karena di balik derita ku kelak paasti ada kebahagian yang abadi.
Terkadang aku dapat kerjaan dari anak SMK untuk mengerjakan tugas nya lumayan dapat upah sedikit tapi berguna buat saya,selain itu kadang saya berkerja tani dapat uang yang tidak seberapa namun bisa saya gunakan buat ongkos ke kampus dan unutk makan. Semester satu telah aku lalaui,menginjak semester dua penderitaan semakin menyelimuti ku. Sampai aku tidak bisa makan dari hari kamis-jumat dan harus tidur di rusunawa dan bascame namun ketika aku tidur di rusanawa ada yang berprasangka buruk tentang ku,karena disana hanya ada cowok saja karena emang tidak ada cewek yang tinggal di rusunawa. Untuk menghindar dari semua tuduhan itu akhirnya saya memilih tidur di masjid kampus laen,dari kampus ku menuju kampus lain yang berjarak sekitar 10 km saya tempuh dengan jalan kaki setiap habis subuh aku mulai berjalan ke kampus ku untuk kuliah. Kenapa saya tidak memlih masjid kampus ku sendiri? Karena kampus ku sepi dan bangunan masjid ku serba kaca kalau dilihat dari luar nampak jelas. Keberadaan ku tidur di masjid akhirnya di ketahui oleh teman ku. Suatu hari ada yang berkata kepada ku “ menginap saja di kost ku,dari pada kamu tidur di masjid dan jaraknya jaoh”. Iya mbk makasih atas tawaranya,ujar ku kepadanya. Akhirnya saya terima dan mencoba tinggal di kostnya, namun lama kelamaan saya merasa tidak enak sendiri karena numpang tidur sekaligus makan,hingga akhirnya aku putuskan untuk balik ke masjid itu lagi.
Sampai semester dua pun aku belum bisa mendapatkan pekerjaan yang tidak mengganggu kuliah saya dan gajinya lumayan impian ku itu belum bisa aku raih. Hingga tiba waktunya semeter tiga teman-teman ku sudah pada WDU sedangkan aku belum. Terasa sedih saya harus ke kampus untuk mengurusi program kerja BEM bukan untuk kuliah. Empat hari telah berlalu,aku dapat sms kalau beasiswa sudah turun. Malam itu juga aku cek ternyata benar beasiswanya keluar, esok harinya aku bayarkan namun uang beasiswa itu ternyata masih kurang dan solusinya aku menemui PR II untuk mendapat keringanan dan akhirnya bisa ku dapat kan dan aku bisa kuliah lagi. Di semester tiga ini aku tinggal di kost sahabat ku waktu SMA (sahabat ku ini juga kuliah namun kita tidak satu kampus) dan ketika beli makan sering menggunakan uangnya juga,saat pulang kerumah pun aku selalu di antar samapai rumah begitu juga ketika berangkat ke kampus selalu bersamanya,sahabat ku itu sudah menjadi bagian dari keluar ku karena aku sudah kenal dekat dengan keluarganya.
Aku beruntung banget punya sahabat yang  punya hati mulia. Meski aku jarang punya uang dan selalu merepotkan nya namun dia tetap selalu ada untuk ku. “ selalu tersenyum,berdo’a dan pantang menyerah sayang” Kata sahabatku. Tertentu sob,aku akan selalu bedoa dan terus berusaha untuk bisa mengejar mimpi-mimpi ku. Karena aku ingin merubah kehidupan ku sekaligus merubah kehidupan keluarga. Cita-cita  ku ingin memberangkat kan haji ke dua orang tua ku. Kalau cita-cita ku yang utama aku ingin menjadi presiden,supaya aku bisa membangun negara ini lebih maju,anti korupsi dan anti narkoba. Biar pun aku miskin dan tidak punya apapun namun aku tidak akan mencari kesempatan untuk menikmati dunia ini dengan uang haram lebih baik aku mati dengan kelaparan dari pada aku bahagia dan enak di dunia dengan uang haram.


itulah cerpen yang aku ambil dari kisah nyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar